one family for thousand hopes

wujudkan selangit impian yang mereka miliki

Jumat, 12 November 2010

Bank Dunia Akhirnya Jujur Soal Emas

Sufyan al Jawi - Numismatik Indonesia
Di tengah perang mata uang muncul gagasan untuk menjadikan emas kembali sebagai jangkar mata uang.


Di tengah kepanikan dunia atas 'perang mata uang' dan kian rapuhnya sistem riba, perbankan dan uang kertas, Presiden Bank Dunia, Robert Zoellick, akhirnya bicara secara jujur tentang emas. Dia pun bahkan mengusulkan kepada negara-negara G-20 agar kembali menggunakan emas sebagai jangkar nilai mata uang dunia. 'Dalam kepustakaan emas memang dikatakan sebagai mata uang kuno, tapi sampai saat ini pasar pasar masih menggunakan emas sebagai aset moneter alternatif,' ujar Zoellick. Dalam laporan di Financial Times, Zoellick mengusulkan ini agar dibahas dalam KTT G-20, di Seoul, Kamis dan Jumat, pekan ini. Dia berpendapat dunia memerlukan rezim baru untuk mewujudkan Bretton Wood II, menggantikan sistem mata uang mengambang saat ini. Dalam sistem baru ini, ia mengusulkan emas sebagai jangkar, dan melibatkan sejumlah mata uang kertas sekaligus, yaitu dolar AS, yuan, euro, yen, dan poundsterling. Dengan begitu, semua mata uang ini dapat bergerak bebas, sebagai cadangan devisa, bukan cuma satu mata uang.

Ia juga menyatakan G-20 bisa bekerjasama menggunakan semua fasilitas yang dimilikinya untuk membantu negara berkembang menghadapi aliran 'uang panas' yang di satu sisi memperkuat mata uang negara yang bersangkutan dengan cepat, tapi di sisi lain menciptakan penggelembungan aset devisa secara instan, yang menurunkan ekspor negara bersangkutan karena membuat produk negara tersebut mahal di pasar internasional.

Dalam perang mata uang ini beberapa negara saling tuduh. AS dituduh membiarkan nilai dolar AS rendah, melalui kebijakan the Fed, sambil menekan Cina, untuk menaikkan nilai tukar yuan. Dengan demikian produk Cina akan kurang kompetitif di dunia. Menkeu Jerman, Wolfgang Schaeuble, menyebut pihak AS sebagai 'egois dan tak mau mengerti kepentingan orang lain.'

Pertanyaannya adalah: akankah ide Zoellick menjadi kenyataan? Oligarki bankir internasional yang mengendalikan sistem keuangan di seluruh dunia tentu akan menghadapi persoalan serius bila ide orang bayaran semacam Zoellick, dengan Bretton Wood II-nya itu, diterima. Karena itu bisa diperkirakan gagasan itu hanya akan menguap, dalam ruang sidang para pemimpin negara, yang juga hanya boneka para bankir internasional, G-20, di Seoul ini.

Maka, saatnyalah Anda meenggunakan kebebasan yang Allah SWT berikan dalam memilih alat tukar. Pilih dan gunakan hanya Dinar emas dan Dirham perak dalam transaksi sehari-hari. Tanpa menunggu, apalagi tergantung, keputusan para 'pemimpin', yang dalam kenyataannya hanya bekerja demi kepentingan oligarki bankir internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar